Sunday, August 9, 2020

Keguguran Tanpa Kuret

Taukah Mamy, Kehamilan dikatakan keguguran bila janin meninggal atau berhenti berkembang sebelum usia 20 minggu. Pada kondisi ini maka secara alami janin akan dikeluarkan dari rahim.


Tidak semua semua keguguran harus ditangani dengan di kuret. Pada kondisi normal setelah keguguran tubuh Mamy akan melakukan pembersihan secara alami dimana rahim untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan janin. Namun pada sebagian Mamy pembersihan janin tidak terjadi atau tidak tuntas sehingga diperlukan proses manual untuk melakukannya sehingga Rahim kembali dalam kondisi semula dan siap menerima kehadiran janin yang baru.

 

PEMBERSIHAN ALAMI KEGUGURAN TANPA KURET 

Secara alami saat keguguran yang terjadi sebelum usia  20 minggu tidak memerlukan penanganan berlebihan karena uterus atau Rahim akan berkontraksi secara alami untuk membersihkan isi didalamnya.


 


• BERAPA LAMA

Waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membersihkan rahim dari kotoran, sel sel serta jaringan pasca keguguran adalah 3­4 minggu. Lamanya proses tersebut berbeda-beda tergantung dari seberapa banyak jaringan yang tertinggal di dalam rahim.


 

• CIRI-CIRINYA

Ciri-ciri rahim yang sedang mengalami proses pembersihan umumnya ditandai dengan flek cokat serta pendarahan, secara medis pendarahan ini normal terjadi selama 3­4 mingguan. Bila Mamy mengalami pendarahan setelah keguguran selama lebih dari 4 minggu maka segera periksa ke Bidan atau Dokter.


 


• PASTIKAN

Jika perdarahan sudah tidak ada dan tidak ada keluhan lain seperti sakit perut , mulas dan sebagainya maka kemungkinan kondisi rahim Mamy paska keguguran telah pulih. Namun pemastian bahwa semua jaringan janin sudah bersih tanpa adanya komplikasi pada rahim hanya bisa dipastikan dengan tes medis seperti USG. Konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk keterangan lebih lanjut.


 


• BILA TIDAK BERSIH

Rahim tidak bersih dapat menyebabkan infeksi, mual, pusing, haid tidak teratur, kista dan tumor rahim. Untuk memastikan apakah rahim sudah bersih hasilnya maka Mamy sebaiknya melakukan USG.


 


• KELUAR LENDIR COKLAT/FLEK SETELAH DINYATAKAN BERSIH


Keluar lendir coklat belum tentu menandakan adanya sesuatu yang berbahaya, namun sebainya Mamy berkonsultasi dengan ke Bidan atau dokter . Penting Mamy memastikan bahwa kondisi tersebut bukanlah hal yang serius. Beberapa kemungkinan untuk penyebab keluar lendir coklat bisa menjadi pertanda medis seperti :

1. Tanda awal menstruasi

2. Ektropion servik. 

Kondisi dimana dinding epitel bagian dalam servik menonjol keluar sehingga terjadi perubahan epitel. Ektropion serviks adalah suatu kondisi yang normal, biasanya terjadi ketika haid, kehamilan, atau pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi pil KB. Bisa juga ektropion serviks merupakan bawaan lahir. Kondisi yang ditimbulkan ektropion serviks berupa keputihan dan post-coital bleeding (perdarahan pasca hubungan seksual). Ektropion serviks yang tidak menimbulkan keluhan tidak memerlukan terapi tertentu. 

3. Sisa darah yang luruh paska keguguran

4. Infeksi rahim

5. Infeksi menular seksual

6. Iritasi vagina

7. Lainnya.


Bila Mamy mengalami keluar lendir atau flek, meskipun dokter atau bidan telah menyatakan kondisi rahim Mamy telah bersih maka sebaiknya Mamy melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui jenis penyebab keluhan. Dokter akan melakukan tes medis seperti USG, tes spekulum, papsmear dll untuk mendapatkan informasi akurat mengenai kesehatan organ intim Mamy. 


 


• KEHAMILAN SETELAH KEGUGURAN TANPA KURET


Bila pendarahan Mamy telah berhenti serta tidak ada keluhan lain maka tidak ada larangan bagi Mamy untuk berhubungan badan kembali. Namun agar rahim dalam kondisi terbaiknya maka sebaiknya program kehamilan baru dilakukan hingga 2-3 bulan pasca keguguran.


 


 


PEMBERSIHAN DENGAN KURET 

Keguguran yang tidak lengkap atau tidaklah keluar dengan sempurna dan masih ada sisa-sisa di dalam rahim. Kuretase atau dikenal dengan Kuret  bertujuan untuk membantu Mamy untuk dapat mengeluarkan sisa sisa jaringan pasca keguguran. 


Bila Dokter atau Bidan menyatakan Mamy harus melakukan kuret maka hal ini sebaiknya dilakukan secepatnya agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut pada Mamy pasca keguguran.


 


KONDISI YANG MEMERLUKAN KURET

• Mamy mengalami pendarahan sangat berat akibat tertahannya jaringan kehamilan didalam rahim. 

• Terjadi infeksi rahim akibat jaringan rahim yang masih tertahan. 

• Jaringan rahim atau sisa janin masih didalam meskipun pendarahan telah berhenti dan serviks atau saluran rahim telah menutup. 

• Janin telah dinyatakan meninggal melalui tes ultrasound 

• Jika setelah melalui proses alami ternyata melalui tes rahim belum sepenuhnya bersih


 


RESIKO BILA TIDAK MELAKUKAN KURET

Bila Mamy dinyatakan harus melakukan kuret dan Mamy memilih untuk tidak melakukannya, maka ada beberapa resiko yang mungkin terjadi sebagai berikut :

1. Masalah Kesehatan Rahim

Terjadinya gangguan pada rahim karena jaringan yang mungkin tidak bersih. Gangguan ini bisa menyebabkan penyakit tertentu yang bisa muncul dalam waktu yang cepat maupun lambat. 

2. Kanker Rahim

Selalu ada resiko kanker dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena jaringan yang tidak bersih dalam rahim telah tumbuh menjadi jaringan abnormal. 

3. Kista

Adanya jaringan yang tidak bersih pada rahim juga bisa menyebabkan kista. Kista biasanya akan lebih mudah cepat tumbuh setelah tahap ini. Bahaya kista yang paling parah adalah ketika kista bisa berkembang terus dan berubah menjadi penyakit yang lebih serius atau bahkan menghalangi proses kehamilan selanjutnya.


 


Semoga info ini bermanfaat ya dan Mamy bisa mengambil keputusan yang terbaik.


Sumber : https://id.mamypoko.com/id/mamatips/pregnancy35.html

Saturday, August 11, 2018

Dosen Indonesia

Semua profesi tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya, pun menjadi dosen.

Salah satu hal baik menjadi dosen di Indonesia adalah kemudahannya menjadi dosen tetap/ tenure. Di beberapa negara lain, tak mudah menjadi dosen tetap. Kawan-kawan saya yang bergelar Doktor di Jepang atau Perancis, misalnya mesti mengikuti post-doc dulu, menerbitkan disertasi-nya menjadi buku, baru bisa melamar menjadi dosen tetap, itupun kalau ada lowongan (kabarnya semakin jarang). Kompetisi-nya juga cukup ketat karena portofolio di bidang akademik seperti publikasi ilmiah amat menentukan. Kalaupun ada kasus master menjadi dosen tetap, ini hal yang amat langka sekali, mungkin hanya untuk orang-orang super-cemerlang saja.

Di indonesia, syarat menjadi dosen hanya bergelar master saja, sedikit yang rekrutmen awalnya doktor. Bahkan beberapa tahun lalu, orang bergelar sarjana bisa menjadi dosen tetap. Saya menjadi dosen tetap PNS ketika masih sarjana di tahun 2006 dan kemudian melanjutkan kuliah S2 dan  baru mendapatkan gelar S3 di tahun 2015. Artinya titik berangkat menjadi dosen di Indonesia jauh lebih mudah daripada di negara lain yang saya ketahui.

Dalam kondisi semacam ini, tentu saja wajar jika kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain yang standar dosennya bergelar Doktor. Perhatikan data dari paparan Prof. Bunyamin Maftuh

Screenshot 2018-01-31 07.01.38

Hal ini nampaknya disadari pemerintah dengan menggelontorkan beasiswa S2 dan S3 baik di dalam dan luar negeri. Untuk beasiswa luar negeri, menurut catatan Dikti:

“Pada periode 2011-2015, jumlah dosen yang mendapatkan pendanaan beasiswa S-3 sebesar 1,848 orang atau sekitar 68 persen dari total pendanaan beasiswa, sedangkan beasiswa S-2 diserap 878 orang atau 32 persen. Program ini menghadapi kendala yaitu kurangnya kemahiran dalam berbahasa asing dan para kandidat kurang berkompetensi membuat proposal penelitian yang kompetitif.” ((Puspawarna Pendidikan Tinggi Indonesia, 2016)

Bagaimana dengan beasiswa Dosen untuk kuliah di dalam negeri melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN).:

“Berdasarkan LAKIP Kemenristekdikti 2015, pada periode 2012-2015 pemerintah telah menyekolahkan dosen sebanyak 11.837. Seperti halnya program BPP-LN, program BPP-DN juga lebih menitikberatkan pembiayaan program doktoral dibandingkan magister. Hal ini tergambar dari grafik tren pembiayaan S-3 yang semakin naik, dengan total 63 persen, sedangkan sisanya pembiayaan S-2 semakin menurun dari tahun ke tahun.” (Puspawarna Pendidikan Tinggi Indonesia, 2016)

Namun, pada tahun 2017 terjadi gejolak akibat penurunan kuota beasiswa Doktor menjadi hanya 500 untuk BUDI DN dan 50 untuk BUDI LN.


kecilnya kuota ini menimbulkan gejolak berupa protes dari Dosen-dosen yang tidak berhasil mendapatkan beasiswa namun kadung terdaftar menjadi Mahasiswa Doktoral. Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Doktor Seluruh Indonesia (AMS-SI) mengadakan demo sampai ke Istana Merdeka.

Namun tentu saja, ada banyak peluang lain mendapatkan beasiswa, termasuk beasiswa-beasiswa dari negara tujuan seperti AAS, Fullbright, DAAD, Monbusho, dll.

***

Dosen di Indonesia memang menghadapi persoalan yang tak mudah untuk menghasilkan performance yang baik.

Diluar buruknya fasilitas, perpustakaan atau seringnya tak ada meja kerja bagi dosen (di beberapa banyak kampus), persoalan yang cukup sering dibahas memang soal  penghasilan. Hal ini sudah bolak-balik dibahas di berbagai forum. Di sebuah forum Dosen, dosen PNS bergelar master lektor IIId diomeli dan dianggap tidak bersyukur karena mengeluhkan gaji-nya yang lebih kecil dari tukang sampah dan penjaga apartemen di perancis. Saya juga pernah menuliskan perbandingan menjadi dosen di indonesia dan malaysia di sini.

Seberapa besar/kecil-kah gaji dosen di Indonesia?

Jika anda menjadi Dosen Tetap PNS, maka gaji pokoknya mengikuti Gaji PNS. Jika masuk dengan ijazah S2, maka anda termasuk golongan IIIb masa kerja 0 tahun dengan gaji pokok sebesar 2.560.600. Nah jika masuk dengan ijazah S3, maka masuk golongan IIIC dengan masa kerja 0 tahun maka gaji pokoknya sebesar 2.668.900.

Nah selama setahun biasanya menjadi CPNS dengan gaji diterima sebesar 80%-nya.

Silahkan bandingkan dengan gaji pertama beberapa perusahaan swasta/bumn berikut disini. Oh ya, ada juga sih beberapa kampus swasta yang menggaji dosennya dengan standar perusahaan swasta yang baik, gaji pertamanya sekitar tiga atau empat kali gaji pertama dosen PNS di Indonesia.

Seru ya?

Hmm tapi sejujurnya, dibandingkan dengan pekerjaan lain, dosen adalah pekerjaan yang menarik. Cepat atau lambatnya karir seorang dosen, lebih tergantung dari kapasitas dan produktivitasnya. Semakin produktif menghasilkan karya ilmiah, terutama di Jurnal terakreditasi dikti atau jurnal internasional, semakin cepat laju karirnya.

Seorang dosen di Indonesia memiliki empat jenjang jabatan fungsional (Jafung)/ jabatan akademik dosen.  Nah bagaimana proporsi jabatan fungsional dosen di Indonesia, astaga, ternyata sebagian besar gak punya jabatan fungsional 😦


Setiap jenjang ada tunjangan fungsionalnya, gak naik dari tahun 2007 lho, he he



***

Hmm mari kita membuat simulasi bagi mereka yang memulai berkarir sebagai dosen,

Ketika melamar dan diterima statusnya Tenaga Pengajar, artinya dosen yang belum memiliki jabatan fungsional dosen.  Setelah setahun biasanya sudah boleh mengajukan jafung asisten ahli. Angka kredit asisten ahli IIIb hanya 150 yang sudah pasti bisa didapatkan dari ijazah S2, namun tentu saja mesti tetap ditambah 10 kredit dari kegiatan penelitian, pengajaran dan pengabdian, plus ditambah mesti punya publikasi minimal di jurnal nasional. Sesuai Perpres 65 tahun 2007 tunjangan fungsional asisten ahli jumlahnya Rp.375.000,- sedangkan lektor Rp. 700.000,-

Oh ya, kegiatan utama Dosen disebut tridharma perguruan tinggi, meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Semakin tinggi jenjang pendidikan, maka bobot untuk angka kredit penelitian semakin tinggi.



Dua tahun kemudian bisa mengajukan kenaikan ke jabatan fungsional lektor dengan angka kredit 200-399. Artinya mesti mengumpulkan angka kredit sebanyak minimal 50 (200-150) dari kegiatan tridharma: pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Nah dua tahun kemudian bisa mengajukan kenaikan ke jabatan fungsional lektor kepala. Jumlah kredit lektor kepala adalah antara 400-849.  Berapa tunjangan lektor kepala? Rp. 900.000,-

Nah, kasta tertinggi di dunia perdosenan adalah menjadi Profesor. Syaratnya selain angka kredit minimal 850 seorang LK baru bisa mengajukan menjadi Profesor setelah 3 tahun memiliki ijazah Doktor (kecuali punya tulisan di jurnal internasional berputasi setelah meraih gelar doktor), dua tahun menjadi LK dan memiliki tulisan di Jurnal Internasional bereputasi sebagai penulis pertama, dan minimal 10 tahun menjadi dosen.  Tunjangan seorang Profesor memang hanya Rp. 1.350.000,- namun bisa mendapatkan tunjangan kehormatan sebesar dua kali gaji pokok.

Hmmm berikut beberapa slide dari paparan Prof Bunyamin Maftuh tentang kenaikan jabatan fungsional dosen. Dulu kenaikan Jabatan dari satu jenjang ke jenjang selanjutnya mebutuhkan masa iddah tunggu 3 tahun, sekarang hanya 2 tahun dan ada mekanisme loncat segala.




Oh ya, untuk anda yang cemerlang, ada kesempatan lompat dari asisten ahli ke lektor kepala dan dari lektor ke guru besar atau Profesor. Perhatikan tabel di bawah ini:




Sumber pendapatan lain bagi dosen adalah sertifikasi dosen yang sudah berjalan beberapa tahun lalu. Jumlah tunjangan sertifikasi dosen adalah satu kali gaji pokok, sama dengan Guru SD sampai SMA. Oh ya kalau Guru malah bisa dapat Tunjangan Daerah, kalau Dosen tidak. Tapi beberapa kampus yang sudah berstatus BLU memberikan remunerasi dengan jumlah bervariasi.

***

Karena itulah, menjadi Profesor secepat mungkin adalah jalan terbaik dalam berkarir sebagai dosen. Dosen-dosen, khususnya dosen muda harus mampu merancang karir dengan baik, dalam kurun 10 tahun sudah mencapai Jenjang Jabatan Akademik Profesor. Keistimewaan jabatan Profesor di Indonesia adalah berlaku sama untuk dosen tetap PNS maupun swasta, serta tidak ada persaingan dengan dosen lain. Yang harus dikalahkan adalah diri sendiri.

Dari sisi finansial, seorang Profesor bisa mendapatkan empat kali gaji pokok, plus tunjangan fungsional guru besar. Mari kita hitung secara kasar, katakanlah seorang profesor golongan IVd dengan MKG 10 tahun dengan gaji pokok Rp. 3.833.800, maka take home pay-nya adalah (Rp. 3.833.800,-X4) + Rp. 1.350.000,-. = Rp. 16. 685.200,-.

Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari Lektor Kepala IIId MKG 10 tahun yang mendapatkan (Rp. 3. 248.300,- X 2) + Rp. 900.000,- = Rp. 7.396.600,-. (Gaji pokok, sertifikasi, dan tunjangan fungsional)

Nah celakanya, Kemenristekdikti melalui PermenristekDitki No. 20 tahun 2017 membuat ancaman bagi Dosen bergelar Lektor Kepala dan Guru Besar yang tidak berhasil membuat publikasi ilmiah (Jurnal akreditasi atau Jurnal Internasional). Bagi Dosen Lektor kepala ancamannya adalah penghentian tunjangan fungsional dosen, dan bagi Guru besar adalah penghentian tunjangan kehormatan.

Jadi malang betul nasib Lektor kepala, jika tidak ada publikasi di jurnal terakreditasi setiap tahun atau jurnal internasional, maka penghasilannya bisa di bawah Lektor. Aneh ya? he he

Maka wajar jika Dosen berebut Jabatan Struktural (Baca: Tugas tambahan). Jika punya jabatan, maka akan mendapatkan pendapatan tambahan sebagai berikut (Perpres 65 tahun 2007):


***

Jadi seperti ide awal di tulisan ini, karir dosen memang tergantung dari seberapa kompetensi dan produktivitas seorang dosen. Jika Ia produktif dan bersekolah dengan semangat sampai S3, maka laju karirnya juga bisa cepat. Namun jika malas sekolah dan juga tidak produktif meneliti dan publikasi, tentu saja akan terlindas zaman.

Kata kuncinya adalah perencanaan karier. Kapan harus mulai dan menyelesaikan S3, kapan harus publikasi, dan sebagainya, serta kemauan untuk memahami berbagai aturan berlaku yang seringkali berubah-ubah.

Misalnya tahun lalu saya masih berdiskusi dengan seorang Profesor penilai PAK soal apakah paper di jurnal internasional bereputasi yang merupakan bagian/sintesis dinilai untuk pengajuan ke Guru Besar atau tidak? Diskusi waktu itu tidak menghasilkan kesimpulan.

Ternyata dalam bahan presentasi Prof Bunyamin di berbagai kampus, hal tersebut dijelaskan dengan jelas, tanpa multitafsir.



jadi seperti kata Darwin, survival of the fittest. Not strongest atau smartest, apalagi funniest 🙂

Berbagai perubahan di dunia pendidikan tinggi ini memang menimbulkan dampak serius. Ada (sebagian) dosen yang telanjur berumur dan belum sekolah Doktor yang karirnya terancam  mengalami stagnasi.  Sebaliknya ada juga (sebagian) dosen  yang sudah/ sedang bersekolah Doktor baik di dalam dan luar negeri yang bisa melaju karirnya. Namun juga tidak mudah karena harus terus berproduksi (baca: meneliti dan publikasi). Jika malas, juga sulit untuk mencapai karir tertinggi menjadi Profesor. Bahkan Lektor Kepala yang sudah berijazah doktor-pun sekarang tidak mudah menjadi Guru Besar karena harus memiliki publikasi di Jurnal internasional bereputasi. Seorang dosen lektor kepala mengatakan, lebih mudah masuk surga daripada jadi professor, gara-gara harus publikasi terindeks scopus.

Oh ya, satu lagi. bagaimana nasib dosen yang masih S1 ya?, secara misalnya peraturan-peraturan baru sudah tidak mencantumkan dosen S1 di dalamnya. Pendidikan minimal dosen sesuai UU Guru dan Dosen No. 14 2005 adalah magister untuk mengajar jenjang Diploma dan Sarjana. Nah dosen berpendidikan S1 memiliki waktu sampai 30 Desember 2015, persis sepuluh tahun setelah UU Guru dan Dosen diundangkan. Penjelasan super-komplit dari Bunda Fitri bisa dibaca di sini.

Hmmm… inilah dunia dosen, bagaimana menurut anda?

disclaimer: Tulisan ini lebih banyak soal dosen PNS, maklum tak tahu banyak dunia dosen swasta, mungkin baik juga jika ada yang mau menuliskannya 🙂

Oh ya, tulisan ini perspektifnya karier. Perspektif bisnis, politis atau selebritis, tentu beda 🙂
Sumber
https://abdul-hamid.com/2018/01/31/menjadi-dosen-di-indonesia-edisi-revisi/#more-10016

Friday, August 10, 2018

Indonesia (Masih) Kekurangan Tenaga Dokter (Repost)

Sudah lama terdengar negara kita belum memiliki tenaga kesehatan yang merata di seluruh pelosok. Tentu hal ini diikuti dengan fasilitas kesehatan yang belum baik di banyak daerah, penyediaan obat yang belum baik, sistem rujukan yang masih harus dibenahi dan lain-lain. Menurut data, rasio kekurangan jumlah TT dengan penduduk di Indonesia ialah 0,7 per 1000 penduduk. Banyak pihak yang menganggap Infrastruktur dan ketersediaan profesional medis, ranahnya kebijakan pemerintah dan tidak masuk ke pembiayaan JKN.

Mengutip berita Indonesia Kekurangan 1.921 Dokter Spesialis Dasar, saat ini Indonesia masih kekurangan dokter spesialis empat dasar dan anestesi di seluruh rumah sakit mulai di perbatasan sampai milik perusahaan BUMN. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri. Spesialis empat dasar yang dimaksud ialah anak, bedah, penyakit dalam dan obsgyn. Indonesia juga masih membutuhkan 4.000 dokter spesialis dari seluruh bidang kedokteran. Hal ini masih menjadi kendala karena daya tampung di universitas yang terbatas, meski sudah ada program beasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis yang akan melahirkan 6.680 dokter spesialis di tahun 2017.

Mengutip tulisan Erta Priadi Wirawijaya yang berjudul Pelayanan Kesehatan Indonesia Vs Malaysia, ada tiga hal penting menyangkut kepuasan pasien. Pertama adalah pelayanan/service yang diberikan, kedua: fasilitas, ketiga: harga. Jumlah dokter di Malaysia lebih banyak dibandingkan pasien, dokter hanya boleh menerima pasien dalam jumlah tertentu per hari, agar dapat berkomunikasi dengan pasien secara tuntas. Di Indonesia, dokter umum masih menerima 50 pasien/hari di puskesmas.

Gaji dokter fresh graduate di Malaysia ialah 15 juta rupiah, di Indonesia 2,5 juta/bulan. Kondisi ini yang menyebabkan banyak dari dokter muda yang memilih bekerja di kota besar karena dapat bekerja di luar (praktek mandiri). Hal ini memicu gelombang banyaknya dokter yang ‘hanya mau’ bekerja di kota-kota besar. Praktek mandiri di daerah tentu misalnya di daerah terpencil dan kepulauan di Indonesia, tidak mungkin dilakukan karena alat kesehatan yang terbatas. Belum lagi, daya tampung RS di daerah jumlahnya terbatas.

Faktor lain yang memicu ketimpangan tenaga dokter atau tenaga medis lain ialah pendidikan kedokteran di Indonesia yang berbasis universitas (university based), bukan hospital based. Itu sebabnya residen di Indonesia harus membayar biaya pendidikan, sementara di banyak negara lain, para residen ini dibayar karena memperdalam ilmu spesialisnya di bawah bimbingan konsulen senior. Hal tersebut juga menjadi penyebab jumlah residen yang terbatas dan membatasi jumlah dokter spesialis yang tersebar di daerah.

Lain pula cerita dari Jerman, generasi mudanya kurang berminat pada profesi dokter, perawat dan sejenisnya karena beban pekerjaan yang berat, ada sistem shift, harus jaga malam, di akhir pekan belum tentu bisa libur, sementara insentif tidak seberapa dibanding profesi lain. Ini menyebabkan Jerman mengalami kekurangan tenaga professional kesehatan khususnya dokter dan perawat sehingga banyak merekrut tenaga asing dari Asia, terutama Filipina. Soal ‘mengundang’ tenaga ksehatan dari negara lain ke negara maju juga dilakukan oleh negara digdaya, yaitu Amerika.

Mengutip berita Why America Steals Doctors From Poorer Country, faktanya dalam 10 tahun terakhir 25% dokter di Amerika dididik di negara lain, antara lain negara-negara Sub Sahara – Ghana, Nigeria, Afrika Selatan dan seterusnya. Jika mencermati pendidikan kedokteran di Amerika, sebuah laporan baru-baru ini di The Lancet menunjukkan bahwa AS hanya tidak melatih cukup dokter untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis. Sedikit banyak kebijakan penerimaan dokter dari negara yang lebih miskin ini mempengaruhi sistem kesehatan di negara asal dokter tersebut.

Kutipan berita Healthcare professional shortages in Hong Kong – The many reasons and controversies – Part 1, yang menyatakan tahun 2003, ada 300 sekolah kedokteran yang akhirnya dipadatkan menjadi 250 (2009). Hal ini dilakukan karena pada tahun 2013, terjadi surplus dokter yang menyebabkan banyak dokter yang menganggur di negara ini. Selain itu, para dokter di negara ini harus bekerja 80 jam/minggu, akibatnya mereka mengalami kelelahan dan stres. Hal ini berpengaruh pada kurang optimalnya pelayanan yang diberikan.

(Berdasarkan diskusi internal Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) di grup Whatsapp®)
Sumber:
https://www.persi.or.id/artikel-org/115-indonesia-masih-kekurangan-tenaga-dokter

Sunday, July 1, 2018

Jasa Analisis Data Multivariat dengan Aplikasi SmartPLS

Biaya
1 Model = 500.000 (Harga Boleh di Adu dengan Lainnya, tetapi kami mengutamakan Kualitas Analisis terbaik untuk Kualitas Tesis yang baik untuk kontribusi terhadap Dunia Kesehatan)
Apabila ada revisi dari model jalur pertama, maka tidak dibebankan tambahan biaya.
Artinya model kami buat, revisi sampai pelanggan puas atau melewati ujian Seminar Hasil.
Nomor HP : 084607791846

Tim Kami sudah berulang kali mengerjakan Tesis, terutama Tesis Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kedokteran.

Berikut adalah beberapa beberapa Model Penelitian yang pernah kami Bantu Untuk Analisis,







Thursday, September 7, 2017

Hasbunallah wa nikmal wakil

"Hasbunallah wa nikmal wakil", diucapkan oleh Ibrahim tatkala dia dilemparkan ke dalam api, sehingga api itu tiba-tiba menjadi dingin dan tidak menghancurkan Ibrahim.  "Hasbunallah wa nikmal wakil," juga diucapkan oleh Nabi Muhammad saat perang Uhud, kemudian Allah pun menolongnya.

Tatkala Ibrahim diletakkan di manjaniq, Jibril bertanya kepadanya, "Apakah engkau butuh kepadaku?" Ibrahim menjawab, "Kalau kepadamu [aku] tidak [butuh], tapi kalau kepada Allah, ya."

Lau itu bersifat menenggelamkan, dan api bersifat membakar. Namun air laut itu bisa menjadi kering, dan api bisa menjadi dingin, disebabkan: "Hasbunallahh wa nikmal wakil".

Musa melihat lautan di depan matanya dan musuh mengejar di belakangnya. Maka ia pun berkata:

Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (QS. Asy-Syu'ara : 62)
Dan, ia pun, dengan seizin Allah, selamat.

Referensi
Qarni, Aidh. 2004. La Tahzan. Jakarta. Qisthi Press

Sunday, April 10, 2016

Belajar Peta Pak Andrei, M.Kes

Merge of jatim-kab and data mkjp - Google Fusion Tables

Friday, February 13, 2015

Albert Einstein


Meski ia mengatakan, "Aku tidak punya bakat khusus. Aku hanyalah orang yang penasaran." namun nama "Einstein" sangat identik dengan kata "Jenius". Hampir tidak ada seorangpun yang menolak jika Einstein dikatakan sebagai prototipe manusia jenius. Berikut berbagai pemikiran dan pendapat sang maskot ilmuwan modern.

-Hakikatku adalah yang aku pikirkan, bukan apa yang aku rasakan

-Selagi ada cinta tidak perlu ada lagi pertanyaan

-Aku Berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.

-Kalau mereka ingin menemuiku, aku ada disini. Kalau mereka ingin bertemu dengan pakaianku, bukalah lemariku dan tunjukkan pada mereka. (Ketika istrinya memintanya berganti untuk menemui Duta Besar Jerman)

-Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya.

-Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.

-Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana.

-Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikn aku benar, namun sebaliknya sebuah eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.

-Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang terus menerus ada.

-Dunia ini adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak perduli.

-Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya.

-Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

-Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.

-Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.

-Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.

-Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.

-Generasi-generasi yang akan datang akan kehilangan keyakinan bahwa manusia akan berjalan di muka bumi dengan darah dan daging.

-Nilai manusia terletak pada apa yang bisa dia terima.-

-Kalau nilai 9 itu kesuksesan dalam kehidupan, maka nilai 9 sama dengan x ditambah y ditambah z. Bekerja adalah x, y adalah bermain, dan z adalah untuk berdiam diri.

-Orang berjiwa besar akan selalu menghadapi perlawanan hebat dari orang-orang picik.

-Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

-Hal yang paling sukar dipahami di dunia ini adalah pajak penghasilan.

-Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa.

-Kebahagiaan dalam melihat dan memahami merupakan anugerah terindah alam.

-Hanya ada dua cara menjalani kehidupan kita. Pertama adalah seolah tidak ada keajaiban. Kedua adalah seolah segala sesuatu adalah keajaiban.

-Usaha pencarian kebenaran dan keindahan merupakan kegiatan yang memberi peluang bagi kita untuk menjadi kanak-kanak sepanjang hayat.

-Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang.

-Kalau kau tidak bisa menjelaskannya dengan gamblang/sederhana, maka kau belum cukup memahaminya.

-Di tengah-tengah kesulitan ada kesempatan.

-Kita tidak bisa memecahkan masalah kita dengan pemikiran yang sama pada saat kita menciptakannya.

-Ini sungguh mengejutkan bahwa teknologi telah melebihi kemanusiaan kita.

-Rahasia dari kreativitas adalah mengetahui cara menyembunyikan sumber kreativitas kita itu.

Albert Einstein Quotes (Bahasa Inggris):
1. E = M C2

2. The most beautiful thing we can experience is the mysterious. It is the source of all true art and all science. He to whom this emotion is a stranger, who can no longer pause to wonder and stand rapt in awe, is as good as dead: his eyes are closed.

3. A man's ethical behavior should be based effectually on sympathy, education, and social ties; no religious basis is necessary. Man would indeed be in a poor way if he had to be restrained by fear of punishment and hope of reward after death.

4. The further the spiritual evolution of mankind advances, the more certain it seems to me that the path to genuine religiosity does not lie through the fear of life, and the fear of death, and blind faith, but through striving after rational knowledge.

5. Now he has departed from this strange world a little ahead of me. That means nothing. People like us, who believe in physics, know that the distinction between past, present, and future is only a stubbornly persistent illusion.

6. You see, wire telegraph is a kind of a very, very long cat. You pull his tail in New York and his head is meowing in Los Angeles. Do you understand this? And radio operates exactly the same way: you send signals here, they receive them there. The only difference is that there is no cat.

7. One had to cram all this stuff into one's mind for the examinations, whether one liked it or not. This coercion had such a deterring effect on me that, after I had passed the final examination, I found the consideration of any scientific problems distasteful to me for an entire year.

8. One of the strongest motives that lead men to art and science is escape from everyday life with its painful crudity and hopeless dreariness, from the fetters of one's own ever-shifting desires. A finely tempered nature longs to escape from the personal life into the world of objective perception and thought.

9. He who joyfully marches to music rank and file, has already earned my contempt. He has been given a large brain by mistake, since for him the spinal cord would surely suffice. This disgrace to civilization should be done away with at once. Heroism at command, how violently I hate all this, how despicable and ignoble war is; I would rather be torn to shreds than be a part of so base an action. It is my conviction that killing under the cloak of war is nothing but an act of murder.

10. A human being is a part of a whole, called by us 'universe', a part limited in time and space. He experiences himself, his thoughts and feelings as something separated from the rest... a kind of optical delusion of his consciousness. This delusion is a kind of prison for us, restricting us to our personal desires and to affection for a few persons nearest to us. Our task must be to free ourselves from this prison by widening our circle of compassion to embrace all living creatures and the whole of nature in its beauty.

Albert Einstein, Sign hanging in Einstein's office at Princeton:
Not everything that counts can be counted, and not everything that can be counted counts.

11. Great spirits have always found violent opposition from mediocrities. The latter cannot understand it when a man does not thoughtlessly submit to hereditary prejudices but honestly and courageously uses his intelligence.

12. Imagination is more important than knowledge.

13. Gravitation is not responsible for people falling in love.

14. I want to know God's thoughts; the rest are details.

15. The hardest thing in the world to understand is the income tax.

16. Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one.

17. A person starts to live when he can live outside himself.

18. I am convinced that He (God) does not play dice.

19. God is subtle but he is not malicious.

20. Weakness of attitude becomes weakness of character.

21. I never think of the future. It comes soon enough.

22. The eternal mystery of the world is its comprehensibility.

23. Sometimes one pays most for the things one gets for nothing.

24. Science without religion is lame. Religion without science is blind.

25. Anyone who has never made a mistake has never tried anything new.

26. Great spirits have often encountered violent opposition from weak minds.

27. There are two ways to live your life - one is as though nothing is a miracle, the other is as though everything is a miracle.

28. Everything should be made as simple as possible, but not simpler.

29. Common sense is the collection of prejudices acquired by age eighteen.

30. Science is a wonderful thing if one does not have to earn one's living at it.

31. The secret to creativity is knowing how to hide your sources.

32. The only thing that interferes with my learning is my education.

33. God does not care about our mathematical difficulties. He integrates empirically.

34. The whole of science is nothing more than a refinement of everyday thinking.

35. Technological progress is like an axe in the hands of a pathological criminal.

36. Peace cannot be kept by force. It can only be achieved by understanding.

37. The most incomprehensible thing about the world is that it is comprehensible.

38. We can't solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them.

39. Education is what remains after one has forgotten everything he learned in school.

40. The important thing is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for existing.

41. Do not worry about your difficulties in Mathematics. I can assure you mine are still greater.

42. Equations are more important to me, because politics is for the present, but an equation is something for eternity.

43. If A is a success in life, then A equals x plus y plus z. Work is x; y is play; and z is keeping your mouth shut.

44. Two things are infinite: the universe and human stupidity; and I'm not sure about the the universe.

45. As far as the laws of mathematics refer to reality, they are not certain, as far as they are certain, they do not refer to reality.

46. Whoever undertakes to set himself up as a judge of Truth and Knowledge is shipwrecked by the laughter of the gods.

47. I know not with what weapons World War III will be fought, but World War IV will be fought with sticks and stones.

48. In order to form an immaculate member of a flock of sheep one must, above all, be a sheep.

49. The fear of death is the most unjustified of all fears, for there's no risk of accident for someone who's dead.

50. Too many of us look upon Americans as dollar chasers. This is a cruel libel, even if it is reiterated thoughtlessly by the Americans themselves.

51. Heroism on command, senseless violence, and all the loathsome nonsense that goes by the name of patriotism -- how passionately I hate them!

52. No, this trick won't work...How on earth are you ever going to explain in terms of chemistry and physics so important a biological phenomenon as first love?

53. My religion consists of a humble admiration of the illimitable superior spirit who reveals himself in the slight details we are able to perceive with our frail and feeble mind.

54. Yes, we have to divide up our time like that, between our politics and our equations. But to me our equations are far more important, for politics are only a matter of present concern. A mathematical equation stands forever.

55. The release of atom power has changed everything except our way of thinking...the solution to this problem lies in the heart of mankind. If only I had known, I should have become a watchmaker.

Albert Einstein Education Quotes
1. Most teachers waste their time by asking questions which are intended to discover what a pupil does not know, whereas the true art of questioning has for its purpose to discover what the pupil knows or is capable of knowing.

2. Never regard your study as a duty, but as the enviable opportunity to learn to know the liberating influence of beauty in the realm of the spirit for your own personal joy and to the profit of the community to which your later work belongs.

3. Humiliation and mental oppression by ignorant and selfish teachers wreak havoc in the youthful mind that can never be undone and often exert a baleful influence in later life.

4. The aim (of education) must be the training of independently acting and thinking individuals who, however, can see in the service to the community their highest life achievement.

5. Teaching should be such that what is offered is perceived as a valuable gift and not as a hard duty.

6. In the teaching of geography and history a sympathetic understanding (should) be fostered for the characteristics of the different peoples of the world, especially for those who we are in the habit of describing as "primitive.

Albert Einstein Intuition Quotes
It is better for people to be like the beasts...they should be more intuitive; they should not be too conscious of what they are doing while they are doing it.

Albert Einstein Life Quotes
1. Only a life lived for others is a life worthwhile.

2. The life of the individual has meaning only insofar as it aids in making the life of every living thing nobler and more beautiful. Life is sacred, that is to say, it is the supreme value, to which all other values are subordinate.

3. The most precious things in life are note those one gets for money.

Albert Einstein Peace Quotes
1. He who cherishes the values of culture cannot fail to be a pacifist.

2. The conscientious objector is a revolutionary. On deciding to disobey the law he sacrifices his personal interests to the most important cause of working for the betterment of society.

3. My pacificism is an instinctive feeling, a feeling that possesses me because the murder of people is disgusting. My attitude is not derived from any intellectual theory but is based on my deepest antipathy to every kind of cruelty and hatred.

4. There are two ways of resisting war: the legal way and the revolutionary way. The legal way involves the offer of alternative service not as a privilege for a few but as a right for all. The revolutionary view involves an uncompromising resistance, with a view to breaking the power of militarism in time of peace or the resources of the state in time of war.

5. It is characteristic of the military mentality that nonhuman factors (atom bombs, strategic bases, weapons of all sorts, the possession of raw materials, etc) are held essential, while the human being, his desires, and thoughts - in short, the psychological factors - are considered as unimportant and secondary...The individual is degraded...to "human materiel.

6. To my mind, to kill in war is not a whit better than to commit ordinary murder.

7. Nationalism is an infantile disease. It is the measles of mankind.

8. Nationalism, on my opinion, is nothing more than an idealistic rationalization for militarism and aggression.

9. He who joyfully marches to music rank and file, has already earned my contempt. He has been given a large brain by mistake, since for him the spinal cord would surely suffice. This disgrace to civilization should be done away with at once. Heroism at command, how violently I hate all this, how despicable and ignoble war is; I would rather be torn to shreds than be a part of so base an action. It is my conviction that killing under the cloak of war is nothing but an act of murder.

Albert Einstein Philosophy Quotes
Everything is determined by forces over which we have no control. It is determined for the insect as well as for the star. Human beings, vegetables, or cosmic dust - we all dance to a mysterious tune, intoned in the distance by an invisible piper.

Albert Einstein Science Quotes
1. After a certain high level of technical skill is achieved, science and art tend to coalesce in esthetics, plasticity, and form. The greatest scientists are always artists as well.

2. You cannot love a car the way you love a horse. The horse brings out human feelings the way machines cannot do. Things like machines may develop or neglect certain things in people ... Machines make our life impersonal and stultify certain elements in us and create an impersonal environment.

3. I believe that the horrifying deterioration in the ethical conduct of people today stems from the mechanization and dehumanization of our lives - the disastrous by-product of the scientific and technical mentality. Nostra culpa. Man grows cold faster than the planet he inhabits.

4. Betterment of conditions the world over is not essentially dependent on scientific knowledge but on the fulfillment of human traditions and ideals.

Albert Einstein Youth Quotes
1. People do not grow old no matter how long we live. We never cease to stand like curious children before the great Mystery into which we were born.

2. I am content in my later years. I have kept my good humor and take neither myself nor the next person seriously.

Other Albert Einstein Quotes
1. Human beings can attain a worthy and harmonious life only if they are able to rid themselves, within the limits of human nature, of the striving for the wish fulfillment of material kinds. The goal is to raise the spiritual values of society.

2. I admit thoughts influence the body.

3. Nothing is more destructive of respect for the government and the law of the land than passing laws which cannot be enforced. It is an open secret that the dangerous increase of crime in this county is closely related with this.

4. I am absolutely convinced that no wealth in the world can help humanity forward, even in the hands of the most devoted worker in this cause. The example of great and pure personages is the only thing that can lead us to find ideas and noble deeds. Money only appeals to selfishness and always irresistibly tempts its owner to abuse it. Can anyone imagine Moses, Jesus or Gandhi with the moneybags of Carnegie?

5. Anger dwells only in the bosom of fools.

6. The tragedy of life is what dies inside a man while he lives.

7. A photograph never grows old. You and I change, people change all through the months and years but a photograph always remains the same. How nice to look at a photograph of mother or father taken many years ago. You see them as you remember them. But as people live on, they change completely. That is why I think a photograph can be kind.

8. The gift of fantasy has meant more to me than my talent or absorbing positive knowledge.


Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.

Sunday, February 1, 2015

Batuk

CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)

Cefat (Cefadroksil)

Vit C

Tuesday, January 6, 2015

Muslim millionaire

1. Spiritual love
2. Keyakinan, ingat pupuknya : action, doa, amal.
3. Berjuang / Ikhtiar / Pengorbanan
4. Sedekah.
5. Berbakti kepada kedua orang tua dan keluarga.
6. Cinta Kepada Rosulullah saw.
7. Kisah cinta kita kepada Allah

Monday, November 17, 2014

Diabetes Mellitus (Update Makalah Gizi)

BAB 1. PENDAHULUAN
A. KAJIAN TEORI
1.1 Latar Belakang
            Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya  insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
            Dari tahun ketahun penderita diabetes makin bertambah terutama penderita dari negara Indonesia. Karena mayoritas masyarakat Indonesia melakukan gaya hidup yang kurang sehat.
Gambar 1.1
Urutan 10 negara pengidap diabetes terbanyak pada penduduk dewasa di seluruh dunia 1995 dan 2025
Urutan
Negara
1995 (juta)
Urutan
Negara
2025 (juta)
1
India
19.4
1
India
57.2
2
Cina
16.0
2
Cina
37.6
3
Amerika Seikat
13.9
3
Amerika
21.9
4
Federasi Rusia
8.9
4
Pakistan
14.5
5
Jepang
6.3
5
Indonesia
12.4
6
Brazil
4.9
6
Federasi rusia
12.2
7
Indonesia
4.5
7
Meksiko
11.7
8
Pakistan
4.3
8
Brazil
11.6
9
Meksiko
3.8
9
Mesir
8.8
10
Ukraina
3.6
10
Jepang
8.5

Semua negara lain
49.7


103.6

Dari angka – angka tadi diambil kesimpulan bahwa dalam jangka waktu 30 tahun penduduk indonesia akan naik sebesa 40 % dengan peningkatan jumlah pasien diabetes jauh lebih besar yaitu 86 – 138%, yang disebabkan karena:
·         Faktor demografi : 1. Jumlah penduduk meningkat ; 2. Penduduk usia lanjut bertambah banyak ; 3. Urbanisasi tak terkendali
·         Gaya hidup ke barat – baratan 1. Penghasilan perkapita tinggi 2. Restoran siap santap 3. Teknologi canggih menimbulkan sedentary life, kurang gerak badan
·         Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
·         Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes menjadi lebih panjang.
Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis atau tahap yaitu:
·         Pencegahan primer : Semua aktivitas yang ditujukan untuk pencegah timbulnya hiperglikemia pada individu yang beresiko untuk jadi diabetes atau pada populasi umum
·         Pencegahan sekunder : Menemukan pengidap DM sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi, dengan demikian pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya untuk pencegah komplikasi atau kalaupun ada komplikasi masih reversibel.
·         Pencegahan tersier



Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecaacatan komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu. Usaha ini meliputi:
1.      Mencegah timbulnya komplikasi
2.      Mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak terjadi kegagalan organ
3.      Mencegah kecacatan tubuh.

1.2  Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud Diabetes Mellitus (DM)?
2. Bagaimanakah Anatomi Fisiologi DM?
3. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien DM?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang DM
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dai DM
3. Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada Klien DM.









BAB 2. PEMBAHASAN

2.1  Definisi
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya  insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
            Gangren adalah proses atau keadaan  yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. (Askandar, 2001 ).
            Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).

2.2  Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar  5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa  dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
            Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan  embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.




Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
            Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
(1). Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
(2). Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
(3). Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.
            Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
            Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.

            Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.
            Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

2.3  Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
    Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
    Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
    Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
    Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
    Gangren Kaki Diabetik
Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen :
a. Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen :
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat    

2.4 Patofisiologi
a. Diabetes Melitus
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
    Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
    Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
    Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
            Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
            Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.

b. Gangren Kaki Diabetik
Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.

1.      Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal  melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.
2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskular.
            Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik.



            Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya  aliran darah  ke kaki.
            Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka  penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh (Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.

 Klasifikasi
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :
Derajat 0       : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
Derajat I       : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II      : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III     : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV    : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V      : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.



Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan :
    Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.
Gambaran klinis KDI :
-   Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
-   Pada perabaan terasa dingin.
-   Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
-   Didapatkan ulkus sampai gangren.
    Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )
            Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.
2.5    Tipe Tipe Diabetes
Diabetes mellitus disebabkan oleh kekurangan insulin yang bersifat absolut atau relatif, dan diantara beberapa akibatnya menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosaolasma. Penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, tergantung dari penyebab dan perjalanan penyakitnya. Klasifikasi ini berguna, meskipun sangat sederhana.
Pada tipe I (diabetes mellitus yang bergantung insulin, terdapat kekurangan insulin absolut sehingga pasien membutuhkan suplai insulin dari luar. Keadaaan ini disebabkan oleh lesi pada sel beta pankreas karena mekanisme autoimun, yang pada keadaan tertentu dipicu oleh infeksi virus. Pulau pankreas diinfiltrasi oleh limfosit T dan dapat ditemukan  autoantibodi terhadap jaringan pulau (antibodi sel pulau, ICA) dan insulin (autoantibodi insulin, IAA).  ICA pada beberapa kasus dapat dideteksi selama bertahun tahun sebelum onset penyakiit. Setelah kematian sel Beta, ICA akan menghilang kembali. Sekitar 80% pasien membentuk antibodi terhadap glutamat dekarboksilase yang diekspresikan di sel beta. Diabetes mellitus tipe I terjadi lebih sering pada pembawa antigen HLA tertentu (HLA-HD3 dan HLA-DR4), hal ini berarti terdapat disposisi genetik.
Tipe II (Diabetes mellitus tidak tergantung insulin), sebelumnya disebut dengan onset dewasa, hingga saat ini merupakan diabetes yang paling sering terjadi. Pada tipe ini, disposisi genetik juga berperan penting. Namun, terdapat defisiensi insulin relatif; pasien tidak mutlak bergantung suplai insulin dari luar. Pelepasan insulin dapat normal atau bahkan meningkat, tetapi organ target memiliki sensitivitas yang kurang terhadap insulin.
Sebagian besar pasien diabetes mellitus tipe II memiliki berat badan berlebih. Obesitas terjadi karena disposisi genetik, asupan makanan yang terlalu banyak, dan aktivitas fisik yang terlalu sedikit. Ketidakseimbangan antara suplai dan pengeluaran energi meningkatkan konsentrasi asam lemak didalam darah. Hal ini selanjutnya akan menurunkan penggunaan glukosa diotot dan jaringan lemak. Akibatnya terjadi resistensi insulin yang memaksa untuk meningkatkan pelepassan insulin. Aakibat regulasi menurun pada reseptor, resistensi insulin semakin meningkat. Obesitas merupakan pemicu yang penting, namun bukan merupakan penyebab tunggal diabetes tipe II. Penyebab yang penting adalah adanya disposisi genetik yang menurunkan sensitivitas insulin. Seringkali, pelepasan insulin selalu tidak pernah normal. Beberapa gen telah diidentifikasi sebagai gen yang meningkatkan terjadinya obesitas dan diabetes mellitus tipe II. Diantara beberapa faktor, kelainan genetik pada protein pada protein yang memisahkan rangkaian di mitokondria membatasi penggunaan substat. Jika terdapat disposisi genetik yang kuat, diabetes tipe II dapat terjadi pada usia muda (onset maturitas diabetes pada usia muda, MODY).
Penurunan sensitivitas insulin terutama memengaruhi  efek insulin pada metabolisme glukosa, sedangkan pengaruhnya pada metabolisme lemak dan protein tetap dipetahankan dengan baik. Jadi, diabetes tipe II cenderung menyebabkan hiperglikemia berat tanpa disertai gangguan metabolisme lemak (Ketoasidosis).
      Defisiensi insulin relatif dapat juga disebabkan oleh autoantibodi terhadap reseptor atau insulin, serta oleh kelainan yang sangat jarang pada biosintesis insulin, reseptor insulin, reseptor insulinm atau transmisi intrasel.
Bahkan tanpa ada disposisi genetik, diabetes dapat terjadi dalam perjalanan penyakit lain, seperti pankreatitis dengan kerusakan sel beta (diabetes karrena kerusakan pankreas) atau karena kerusakan toksik di sel beta. Diabetes mellitus ditingkatkan oleh peningkatan hormon antagonis, diantaranya, somatotropin (pada akromegali), glukokortikoid (pada penyakit cushing atau stes, epinefrin (pada stres), progestogren dan koriomamotropin (pada kehamilan), ACTH, hormon tiroid, dan glukagon. Infeksi yang berat meningkatkan pelepasan beberapa hormon yang telah disebutkan diatas sehingga meningkatkan manifestasi diabetes mellitus. Somatostatinoma dapat menyebabkan diabetes karena somatostatin yang diekskresikan akan menghambat pelepasan insulin

    Dampak masalah
            Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi meliputi :
    Pada Individu
            Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.
   
1.      Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
            Pada pasien gangren kaki diabetik  terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak   gangren kaki diabetuk sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

2.      Pola nutrisi dan metabolisme
            Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan  penderita.
3.      Pola eliminasi
            Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
4.      Pola tidur dan istirahat
            Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.
5.      Pola aktivitas dan latihan
            Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita  mudah mengalami kelelahan.
6.      Pola hubungan dan peran
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.
7.      Pola sensori dan kognitif
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.
8.      Pola persepsi dan konsep diri
            Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).


9.      Pola seksual dan reproduksi
            Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun  ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
10.  Pola mekanisme stres dan koping
            Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif  berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
11.  Pola tata nilai dan kepercayaan
            Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.

    Dampak pada keluarga
Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga, karena masalah kesehatan yang dialami oleh seorang anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu perawatan yang lama dan biaya yang banyak akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga dan perubahan peran pada keluarga karena salah satu anggota keluarga tidak dapat menjalankan perannya.









2.6    Menu Diet pada diabetes Mellitus
Mengelola penyakit kencing manis atau diabetes mellitus sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat.
Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan jumlah karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini.
Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.
Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.
Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri atas 40 - 50% karbohidrat, 30 - 35% lemak dan 20 - 25% protein. Diet B selain mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.

Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.
Pola 3J
Ahli gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih, Yogyakarta menyarankan pola 3J yakni:
1.         Jumlah kalori,
2.         Jadwal makan, dan
3.         Jenis makanan.
Bagi penderita kencing manis yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu lebih mudah untuk menghitung jumlah kalori sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya saat hari berolahraga ditambah sekitar 300-an kalori. Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak.
Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di sela-sela waktu tersebut(selang waktu sekitar tiga jam). Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar.
Namun, perlu diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerjanya.
Diet kalori terbatas
Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya) seperti tertera di Tabel 1. Diet B tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun sedang hamil.

Sedangkan buku panduan “Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit” terbitan Klinik Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x 25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) - 100 cm - 10%.
Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg - 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari.
Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar.
Prinsip makan selanjutnya adalah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula. Juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari pabrik berupa tepung dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari (lemak binatang, santan, margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah.
Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan, khususnya serat yang larut air seperti pektin (dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian (bukan digoreng). Bila penderita juga mengalami masalah dengan ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi protein. Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila kadar kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah lemak. Bila tekanan darahnya tinggi, dianjurkan mengurangi konsumsi garam.
Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang berdisiplin dalam memilih makanannya atau tidak mampu mengurangi jumlah kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran dokter.
Untuk memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Tabel 2 menyajikan makanan yang mengandung 80 kalori per unitnya. Misalnya, seorang pasien yang memerlukan 1.600 kalori per harinya, akan mendapat makanan 20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit terbagi atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang enam unit, makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam unit.
Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.

Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan.




Di sini diberikan pula contoh menu yang dapat diikuti (20 unit atau 1.600 kalori):
 

2.7 Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus
            PARKENI membagi alur diagnosis DM menjadi dua nagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuri, polidipsia, polifagia dan berat bagan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulva (wanita).
Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa daah abnormal satu kali saja sudah cukup untuk menegakkan diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah abnormal.



Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui cara berikut ini
Tabel Kreteia diagnosis DM
1
Gejala klasik DM +  Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
Glukosa plasma sewaktu merupakann hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2
Gelaja khas DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
3
Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

Cara Pelaksanaan TTGO
·         3 (Tiga hari) sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari hari (dengan karbohidrat cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
·         Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
·         Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
·         Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/ kgBB (anakanak), dilarutkan dalam 250 mL dan diminum dalam 5 menit
·         Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
·         Diperiksa glukosa darah sesudah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa
·         Selama proses pemeriksaan subjek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.



Hasil pemeriksaan
< 140 mg/dL à Normal
140-<200 mg/dL à Toleransi glukosa terganggu
≥200 mg/dL à diabetes
Text Box: TTGOGambar 1.2
 








                                                                                                                                        
Pemeriksaan penyaringan dikerjakan pada semua individu dewasa dengan Indeks massa tubuh (IMT) ≥25 kg/m2, dengan fakto resiko lain sebagai berikut ini
1.      Aktivitas fisik kurang
2.      Riwayat keluarga mengidap DM pada keturunan pertama
3.      Masuk kelompok etnik risiko tinggi (afrika amerikam latin, native american, asian american, pasific islander)
4.      Wanita dengan melahirkan bayi dengan berat ≥ 400 gram atau Diabetes Mellitus Gestasional
5.      Hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg atau sedang dalam terapi obat antihipertensi)
6.      Kolesterol HDL < 35 mmHg dan trigliserida ≥ 250 mg/dL
7.      Wanita dengan sinddrom polikistik ovarium
8.      Riwayat Toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
9.      Riwayat penyakit kardiovaskular
2.8 Farmakoterapi pada pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus tipe 2
       Kegagalan pengendalian glikemia pada diabetes mellitus (DM) setelah melakukan perubahan gaya hidup memerlukan intervensi farmakoterapi agar dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes atau paling sedikit menghambatnya.
        Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah diabetes tipe 2, yang ditandai adanya gangguan sekresi insulin ataupun gangguan kerja insulin (resistensi insulin) pada organ target terutama hati dan otot. Awalnya resistensi insulin (karna obesitas dll)masih belum menyebabkan diabetes secara klinis. Pada saat ini sel beta pangkreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi suatu hiperinsulinemia dan dan glukosa darah maih normal atau baru sedikit meningkat.
       Kemudian setelah terjadi ketidaksanggupan sel beta pangkreas, baru akan terjadi diabetes mellitus secara klinis, yang ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah yang memenuhi kreteria diagnosis diabetes mellitus. (otot adalah pengguna glukosa yang paling banyak sehingga resistensi insulin mengakibatkan kegagalan ambilan glukosa oleh otot.)
        Pada awalnya kondisi resistensi insuln ini dikompensasi oleh peningkatan sekresi isulin oleh sel beta pangkreas. Seiiring dengan progresifitas penyakit maka produksi insulin ini berangsur menurun menimbulkan klinis hiperglikemia yang nyata. Hiperglikemia awalnya terjadi pada fase setelah makan saat otot gagal melakukan ambilan glukosa dengan optimal.
         Pada fase berikutnya dimana produksi insulin semakin menurun, maka terjadi produksi glukosa hati yang berlebihan dan mengakibatkan meningkatnya glukosa darah pada saat puasa.
          Selain pada otot, resistensi insulin juga terjadi pada jaringan adiposa sehingga merangsang proses lipolisis dan meningkatkan asam lemak bebas. HAL ini juga mengakibatkan gangguan proses ambilan glukosa oleh sel otot dan mengganggu sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
         Dengan dasar pengetahuan ini maka dapatlah diperkirakan bahwa daam mengelola diabetes tipe 2, pemilihan intervensi farmakologik sangan tergantung pada fase dimana diagnosis diabetes ditegakkan yaitu sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat tersebut seperti
1.      Resistensi insulin pada jaringan lemak, otot, dan hati
2.      Kenaikan produksi glukosa hati
3.      Kekurangan sekresi insulin oleh pankreas.
         Dalam melakukan pemilihan intervensi farmaklogis perlu diperhatikan titik kerja obat sesuai dengan macam macam penyebab terjadinya hiperglikemia sesuai dengan gambar berikut:
 













  Ket: Sarana farmakologis dan titik kerja obat untuk pengendalian kadar glukosa darah
2.9 Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes Mellitus
            Modalitas yang ada pada penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari; pertama terapi non farmakologis yang meliputi perubahan gaya hidup dengan melakukn pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi gizi, meningkatkan aktivitas jasmani, dan edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan penyakitdengan penyakit diabetes yang dilakukan terus menerus.
            Yang kedua terapi farmakoogi yang meliputi obat antidiabetes oral dan injeksi insulin. Terapi farmakologs ini pada prinsipnya diberikan jika penerapan terapi non farmakologis yang telah dilakukan tidak dappat mengendalikan kadar glukosa darah sebagaimana yang diharapkan. Pemberian terapi farmakologis tetap tidak meninggalkan terapi non farmakologis yang telah diterapkan sebelumnya.
Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gizi medis ini antara lain:
1.      Menurunkan berat badan ;
2.      Menurunkan tekanan daarah sistolik dan diastolik ;
3.      Menurunkan kadar glukosa darah ;
4.      Memperbaiki profil lipid ;
5.      Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin ;
6.      Memperbaiki sistem koagulasi darah.
Tujuan terapi gizi medis
Adapun tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan:
1.      Kadar glukosa darah mendekati normal,
a.       Glukosa puasa berkisar 90 – 130 mg/dl
b.      Glikosa darah 2jam setelah makan < 180 mg/dl
c.       Kadar A1c < 7 %
2.      Tekanan darah < 130/80 mmHg
3.      Profil lipid :
a.       Kolesterol LDL < 100 mg/dl
b.      Kolesterol HDL > 40 mg/dl
c.       Trigliserida < 150 mg/dl
4.      Berat badan senormal mungkin.
            Petugas kesehatan harus dapat menentukan jumlah komposisi dari makanan yang akan dimakan oleh diabetesi. Diabetesi harus dapat melakukan perubahan pola makan ini secara konsisten baik dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan sehari hari. Komposisi bahan makanan terdiri dari makanan makronutrien yang meliputi karbohidrat, protein dan lemak, serta mikronutrien yang meliputi vitamin dan mineral, harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan diabetesi secara tepat.
Perhitungan Jumlah Kalori
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidaknya stres akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks massa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi berdasarkan IMT
IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat.
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT :
Berat badan kurang     < 18,5
BB normal                   18,5 – 22,9
BB lebih                      ≥ 23,0
            Dengan risiko              23 – 24,9
            Obes I                                     25 – 29,9
            Obat II                        ≥ 30
Penentuan status gizi Berdasarkan Rumus Brocca
Pertama tama dilakukan perhitungan berat badan idaman berdasarkan rumus :
Berat badan idaman (BBI kg) = (TB cm – 100) – 10%
Untuk laki laki < 160, wanita < 150 cm, perhitungan BB idaman tidak dikurangi 10 %.
Penentuan  status gizi dihitung dari :
(BB aktual : BB Idaman) x 100 %
·         Berat badan kurang BB <90 % BBI
·         Berat badan normal BB 90 – 110 % BBI
·         Berat badan lebih BB 110 – 120 % BBI
·         Gemuk                                    BB > 120 % BBI
Untuk kepentingan praktis dalam lapangan digunakan rumus brocca.
Penentuan kalori per hari :
1.      Kebutuhan basal :
a.       Laki laki : BB idaman (kg) x 30 kalori
b.      Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori
2.      Koreksi atau penyesuaian :
a.       Umur diatass 40 tahun                                                : - 5 %
b.      Aktivitas ringan                                                          :+10%
Duduk – duduk, nonton telivisi dll)
c.       Aktivitas sedang                                                        : + 20 %
(kerja kantoran, iibu rumah tangga, perawat, dokter)
d.      Aktivitas berat                                                                        : + 30 %
(Olah ragawan, tukang becak dll)      
e.       Berat badan gemuk                                                     : - 20 %
f.       Berat badan lebih                                                        : - 10 %
g.      Berat badan kurus                                                       : + 20 %
3.      Stres metabolik                                                                       : +10 – 30 %
(infeksi, operasi, stroke, dll)
4.      Kehamilan trimester I dan II                                                  : +300 Kalori
5.      Kehamilan trimester II dan menyusui                                     : + 500 Kalori.
Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk
Makan pagi (20%), makan siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10 -15%) diantara makan besar.
Contoh :
Pasien seorang laki – laki berusia 48 tahun, mempunyai tinggi 160 dan berat badan 63 kg, mempunyai pekerjaan sebagai penjaga toko.
Perhitungan jumlah kalori
BB Idaman : (TB cm – 100 ) – 10 %
= (160 -100) – 10 % = 60 – 6
= 54 kg
Status gizi
: (BB aktual : BB idaman) x 100 %
= (63 – 54 ) x 100 %
= 1.166 x 100 %
=116 % = Masuk berat badan lebih
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
-          Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori
                                        = 54 x 30 kalori = 1620 kalori

-          Koreksi atau penyesuaian
Kebutuhan untuk aktivitas sedang ditambah 20% = 20% x 1620 = 324 kalori
Karena masuk kreteria berat badan lebih  dikurangi 10% = 10%x 1620 = 160 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1620 kalori + 320 kalori – 162 kalori = 1782 kalori.
Untuk mempermudah dalam konsultasi gizi digenapkan menjadi 1700 kalori.
Distribusi makanan:
1.      Karbohidrat 60 % = 60 x 1700 kalori= 1020 kalori dari karbohidrat yang setara dengan 225 gram. (1020 kalori : 4 kalori / gram karbohidrat)
2.      Protein 20 % = 20 % x 1700 kalori = 340 kalori dari protein yang setara dengan 85 gram protein (340 kalori : 4 kalori/gram protein)
3.      Lemak 20% = 20% x 1700 kalori = 340 kalori dari lemak yang setara dengan 37,7 gram lemak (340 kalori : 9 kalori/gram lemak).

2.10 Latihan Jasmani

            Mereka yang telah memutuskan untuk hidup dengan diabetes dalam keadaan sehat mempunyai satu persamaan, bahwa mereka harus melakukan kegiatan fisik. Anjuran untuk melakukan kegiatan fisik bagi diabetisi telah dilakukan sejak seabad yang lalu oleh seorang dokter dari dinasti Sui di China, dan manfaat ini masih terus diteliti oleh para ahli hingga kini. Kesimpulan sementara dari penelitian itu ialah bahwa kegiatan fisik diabetisi (tipe 1 maupun 2), akan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular dan meningkatkan harapan hhidup. Kegiiatan fisik akan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik , psikis maupun sosial dan tampak sehaat.

            Kemajuan teknologi agak bersebrangan dengan anjuran untuk melakukan kegiatan fisik, karena akan membuat seseorang kurang bergiat. Mengingat hal ini, maka harus dibuat suatu kegiatan fisik yang ter-rencana dengan baik dan teratur bagi diabetisi.

            Pada diabetisi dengan glukosa darah tak terkontrol, latihan jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Suatu penelitian mendapati bahwa  pada kadar glukosa darah sekitar 332 mg/dl, bila tetap melakukan latihan jasmani, akan berbahaya bagi yng bersangkutan. Jadi sebaiknya, bila ingin melakukan latihan jasmani, seorang diabetisi harus mempunyai kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl.
            Ambilan glukosa oleh jaringan ootot pada keadaan istirahat membutuhkan insulin, hingga disebut sebagai jaringan insulin – dependent. Sedang pada otot aktif, walau terjadi peningkatan kebutuhan glukosa, tapi kadar insulin tak meningkat. Mungkin hal ini disebabkan karena peningkatan kepekaan reseptor insulin pada otot pada saat meakukan latihan jasmani. Kepekaan ini akan berlangsung lama, bahkan hingga latihan telah berakhir. Pada latihan jasmani akan terjadi peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih banyak  jala-jala kapiler terbuka hingga lebih banyak tersedia reseptor insulinn dan reseptor menjadi lebih aktif.
            Manfaat, risiko dan hal hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan latihan jasmani seseorang diabetisi. Pada diabetes tipe 2, latihan jasmani dapat memperbaiki kendali glukosa secara menyeluruh, terbukti bahwa pedoman konsentrasi HbA1c, yang cukup menjadi pedoman untuk penurunan risiko komplikasi diabetes dan kematian.



Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi.
Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi, persis sama dengan prinsip latihan jasmani secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal, seperti : frekuensi,intensitas, durasi dan jenis
·         Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur 3 – 5 kali perminggu.
·         Intensitas : Ringan dan sedang (60 – 70% Maximum Heart Rate)
·         Durasi : 30 – 60 menit
·         Jenis    : Latihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, joging, berenang dan bersepeda.
Latihan jasmani yang dipilih sebaiknya yang disenangi serta memungkinkan untuk dilakukan  dan hendaknya melibatkan otot – otot besar.
Latihan jasmani bagi diabetes tipe 1, sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Untuk menentykan intensitas latihan, dapat digunakan Maximum Heart Rate (MHR) yaitu ; 220 – umur. Setelah MHR didapatkan, dapat ditentukan Target Heart Rate (THR). Sebagai contoh : suatu latihan bagi seseorang diabetisi berumur 50 tahun disasarkan sebesar 75%, maka THR = 75% x (220-60) = 120. Dengan demikian, diabetisi tersebut dalam melakukan  latihan jasmani, sasaran denyut nadinya adalah sekitar 120/menit.
Untuk melakukan latihan jasmani, perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
            Pemanasan (warm-up). Bagian kegiatan ini dilakukan sebelum memasuki latihan yang sebenarnya, dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh seperti menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi hingga mendekati intensitas latihan. Pemanasan juga pelu untuk menghindari cedera akibat latihan. Pemanassan cukup dilakukan selama 5 – 10 menit.

            Latihan inti (conditioning). Pada tahap ini, diusahakan denyut nadi mencapai THR, agar mendapatkan manfaat latihan. Bila THR tidak tercapai, maka diabetisi tak akan mendapat manfaat latihan. Sedang bila lebih dari THR, mungkin malah bisa mendapatkan risiko yang tak diinginkan.
            Pendinginan (cooling-down). Setelah selesai melakukan latihan jasmani, sebaiknya dilakukan pendinginan. Tahap ini dilakukakan untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah melakukan latihan jasmani, tau pusing akibat terkumpulnya darah pada otot yang aktif.
            Bila latihan latihhan berupa joging, maka pendinginan sebaiknya dilakukan dengan tetap berjalan utuk beberapa menit. Bila bersepeda, tetap mengayuh sepeda, tetapi tanpa beban. Pendinginan dilakukan selama kurang – lebih 5 – 10 menit, hingga denyutjantung mendekati denyut jantung istirahat.
            Peregangan (stretching). Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk melemaskan dan mlenturkan otot – otot yang masih teregang dan menjadikan lebih elastis. Tahapan ini lebih bermanfaat terutama bagi mereka yang berusia lanjut.
Latian jasmani teratur, penting bagi kesehatan setiap orang, karena akan:
·         Membeikan lebih banyak tenaga
·         Membuat jantung lebih kuat
·         Menngkatkan sirkulasi
·         Memperkuat otot
·         Meningkatkan kelenturan
·         Meningkatkan kemampuan bernafas
·         Membantu mengatur berat badan
·         Memperlambat proses penuaan
·         Memperbaiki tekanan darah
·         Memperbaiki kolesterol dan lemak tubuh yang lain
·         Mengurangi stres
·         Melawan akibat- akibat kekurangan aktivitas.



























B.     ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DM
            Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangren kaki diabetik hendaknya dilakukan secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan.
            Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga  orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah  kesehatan.
            Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.      Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
    Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan,  kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan   fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
    Anamnese
        Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.


    Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
    Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
  
 Riwayat kesehatan dahulu
            Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit  lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.  Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
    Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
    Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
    Pemeriksaan fisik
        Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
    Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
    Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah  sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
    Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.

    Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau   berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
    Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
    Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
    Sistem muskuloskeleta
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
    Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
    Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
    Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
  
 Urine
            Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata  ( ++++ ).

    Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.


    Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :
    Kebutuhan dasar atau fisiologis
    Kebutuhan rasa aman
    Kebutuhan cinta dan kasih sayang
    Kebutuhan harga diri
    Kebutuhan aktualisasi diri
            Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa  keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
2.      Diagnosa keperawatan
            Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan  tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai berikut :
1.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah  ke daerah gangren akibat adanya  obstruksi pembuluh darah.
2.      Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
3.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
4.      Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
5.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
6.      Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
7.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
8.      Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
9.      Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
10.  Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
  

3.       Perencanaan
            Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.
    Diagnosa no. 1
Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi  perifer tetap normal.
Kriteria Hasil : – Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
- Kulit sekitar luka teraba hangat.
- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
- Sensorik dan motorik membaik
Rencana tindakan :
    Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.
    Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah  :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah  dari jantung  ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.
    Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :
Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya  vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.
 
  Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
    Diagnosa no. 2
Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.
Kriteria hasil :               1.Berkurangnya oedema sekitar luka.
2. pus dan jaringan berkurang
3. Adanya jaringan granulasi.
4. Bau busuk luka berkurang.
Rencana tindakan :
    Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.
    Rawat luka dengan baik dan benar  : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.
    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan  kultur pus  pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.
    Diagnosa no. 3
Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil :  1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .
3. Pergerakan penderita bertambah luas.
4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).
Rencana tindakan :
    Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
    Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.
    Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.
    Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
    Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
    Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
Rasional :  massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.
    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
    Diagnosa no. 4
Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.
Kriteria Hasil :  1.  Pergerakan paien bertambah luas
2. Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ).
3. Rasa nyeri berkurang.
4. Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
Rencana tindakan :
    Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.
Rasional : Untuk mengetahui derajat  kekuatan otot-otot  kaki pasien.
    Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal
Rasional : Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.
    Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan.
Rasional : Untuk melatih otot – otot kaki sehingg berfungsi dengan baik.
    Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasional : Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi.
    Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter ( pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi.
Rasional : Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.
    Diagnosa no. 5
Gangguan pemenuhan nutrisi ( kurang dari ) kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Berat badan dan tinggi badan ideal.
2. Pasien mematuhi dietnya.
3. Kadar gula darah dalam batas normal.
4. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.
Rencana Tindakan :
    Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.
    Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
    Timbang berat badan setiap seminggu sekali.
Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet ).
    Identifikasi perubahan pola makan.
Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.
    Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.
Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah menurun,pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.


    Diagnosa no. 6
Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis) berhubungan dengan tinggi kadar gula darah.
Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis).
Kriteria Hasil :  1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S : 36 – 37,5 0C )
3. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.
Rencana tindakan :
    Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.
Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.
    Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan.
Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman.
    Lakukan perawatan luka secara aseptik.
Rasional  : untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.
    Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan.
Rasional : Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi.
    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.
Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.
    Diagnosa no. 7
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.
Kriteria Hasil : 
1. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.
2. Emosi stabil., pasien tenang.
3. Istirahat cukup.
Rencana tindakan :
    Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.
Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.
    Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien.
    Gunakan komunikasi terapeutik.
Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
    Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.
Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.
    Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.
    Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara   bergantian.
Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.
    Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.
    Diagnosa no. 8
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.


Kriteria Hasil :
1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.
2. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
Rencana Tindakan :
    Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM dan gangren.
Rasional : Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.
    Kaji latar belakang pendidikan pasien.
Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.
    Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.
Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
    Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.
Rasional : Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.
    Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan ( jika ada / memungkinkan).
Rasional : gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.

    Diagnosa no. 9
Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secar positif.
Kriteria Hasil :
1.  Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.
2.  Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.
Rencana tindakan :
    Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaan anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.
Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya.
    Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien.
Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien.
    Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien.
Rasional : Pasien akan merasa dirinya di hargai.
    Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.
Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan menghilangkan perasaan terisolasi.
    Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan.
Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang normal.
    Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.
Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien.
    Diagnosa no.10
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.
Kriteria hasil :
1. Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.
2. Pasien tenang dan wajah segar.
3. Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.
Rencana tindakan :
    Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur/istirahat.
    Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
Rasional : mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien.
    Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai.
Rasional : Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami dan dirasakan pasien.
    Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik  relaksasi .
Rasional : Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
    Kaji tanda-tanda kurangnya  pemenuhan kebutuhan tidur pasien.
Rasional : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
4.        Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi  yang tepat dengan  selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.




5.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:
    Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
    Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
    Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.

















Tanya Jawab Saat Diskusi                    
1.      Bagaimana bila pasien Hiperglikemi dan tidak sadarkan diri, bagaimana penatalaksanaannya? Apakah dikasi manitol?
Jawab
Dalam mendiagnosis suatu penyakit kita harus benar benar mengerti tentang patofisiologi, bila pasien yang disebutkan tadi bisa jadi itu merupakan penyakit ketoasidosis karena peningkatan keton, pasiennya nafasnya bau keton, ada riwayat berhenti suntik insulin.
Perlu diketahui bahwa sel pada hati dan saraf itu masih bisa menyimpang glukosa walaupun tidak ada insulin, sehingga pasien diabetes masih bisa sadar dan kondisi koqnitif masih lumayan bagus.

2.      Bagaimana patofisiologi dari DM koq dapat menyebabkan hiperglikemi juga dengan pasien yang akan melakukan olah raga, apakah tidak apa-apa?
Jawab
Simple saja DM tipe I itu karna autoimun, destruksi sel beta pankreas jadi insulin ga ada, jadi glukosa tinggi dalam serum, maka dari itu dikasi suntikan insulin.
Kalau diabetes tipe II itu karna sensitivitas dari reseptor insulin itu udah menurun. Dari banyak faktor seperti gaya hidup, obesitas dll.
Kalau tipe lain itu karena akibat dari penyakit yang lain seperti chusing sindrom dll, juga dari hormon antagonis insulin seperti pada kehamilan.
Perkara yang kedua apakah boleh orang diabetes itu olah raga? Yah boleh, boleh banget tapi harus dicek dulu kadar gulanya, kalau kadar gulanya lebih dari 332 maka belum boleh karena akan berakibat fatal seperti ketonasidosis. Juga pemilihan dari jenis olah raga harus diperhatikan yang paling bagus itu olah raga aerobik, bersepeda, joging.



3.      Bagaimana mensosialisasi pada warga yang belum tau tentang penyakit diabetes ini?
Simple saja, lakukan penyuluhan didesa desa dengan kolaborasi dari berbagai pihak masyarakat maupun pemerintah, LSM dll. Sehingga terbentuk suatu kerja sama yang solid.
Seperti yang dilakukan oleh PARKENI yang sudah berlangsung hingga saat ini sehingga anggotanya merupakan perpanjangan dari dokter spesialis yang terbatas waktunya.























Daftar Pustaka

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC
                           (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.

Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarta
RSUD Dr. Soetomo (1994), Pedoman Diagnosis Dan Therapi . Lab UPF ilmu Penyakit Dalam, Universitas Airlangga, Surabaya


Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...