Tuesday, March 6, 2012

Sabar

Allah berfirman: "...Mintalah tolong kepada Allah melalui sabar dan shalat..." Al-Baqarah [2:45].  Mengapa dalam hal ini sabar disebutkan terlebih dulu dari pada shalat, padahal shalat merupakan salah satu rukun Islam, sedangkan sabar hanya merupakan bagian dari keutamaan? Maksudnya, sabar hanyalah sebuah sifat yang menghiasi pribadi seorang mukmin.

Ini adalah suatu pernyataan yang dilontarkan oleh seorang teman di Facebook. Dari jawaban yang dia berikan, saya tambahkan untuk melengkapinya.

Sebenarnya dimensi suatu ayat Al Quran tersebut berlapis-lapis dan bisa dilihat dari banyak sisi. Seperti Allah sampaikan dalam ayatnya [18.109]: Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). Disini saya akan mengupas suatu sisi kata ‘sabar’ sesuai dengan pengertian saya.

Memang, sabar kebanyakan orang mengartikannya sebagai suatu sikap atau sifat untuk bertahan dalam melakukan sesuatu, sebagai suatu cara untuk bertahan dan menunggu sambil menenangkan hati. Sebagai contoh adalah bisa dilihat di ayat [2.61]: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya" Di ayat tersebut dikatakan umat nabi Musa tidak sabar dengan satu jenis makanan saja berarti mereka tidak tahan dan tidak mau menenangkan hati sehingga tidak senang dengan hanya satu jenis makanan saja. Jadi kalau orang yang sabar seharusnya bisa bertahan sambil menenangkan hatinya dengan hanya satu jenis makanan saja. Suatu sikap bertahan dan bersifat pasif dan pasrah menerima apa adanya.

Padahal dalam beberapa ayat berikut ini arti sabar tidak hanya bersifat bertahan dan menunggu secara pasif atau pasrah menerima apa adanya.         

1.     2.249 : … "Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

2.     2.250: Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, mereka pun (Thalut dan tentaranya) berdo`a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

3.     3.142: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

4.     7.128: Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa".

5.     8.65: Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.

6.     11.115: Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.

Sangat nyata sekali di ayat-ayat tsb, bahwa sabar bukan hanya suatu sikap yang bertahan dan menunggu secara pasif, tetapi lebih kepada suatu sikap yang gigih dan konsisten dalam berjuang secara aktif. Di ayat 8.65 dikatakan bahwa 1 orang yang sabar bisa mengalahkan 10 orang kafir. Kalau sabar disini diartikan sebagai sikap yang hanya bertahan, menunggu secara pasif, pasrah sampai diserang oleh lawan, jelas tidak akan mungkin satu orang bisa mengalahkan 10 orang. Sabar disini lebih tepat diartikan sebagai suatu sifat yang gigih dan konsisten berjuang secara aktif. Pikirkan dan usahakan berbagai cara dengan semangat yang berkobar untuk mengalahkan musuh dengan tetap berserah diri kepada Allah. Pengertian ini kalau kita terapkan pada beberapa ayat di atas akan sangat tepat sekali.

Di ayat [7.128]: …"Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya…  Bumi ini dipusakakan untuk hamba-hambaNya yang sabar. Apakah orang-orang sabar yang hanya bertahan dan menunggu secara pasif? Pasti tidak. Bumi ini dipusakakan kepada hamba-hambaNya yang sabar, yaitu orang-orang yang dengan semangat berkobar, secara gigih dan konsisten melaksanakan tugas kekhalifahan yang dimandatkan atau diamanahkan kepada mereka. Orang-orang yang nrimo apa adanya, pasrah menerima keadaan, tidak ada semangat untuk mengubah nasibnya, malas-malasan jelas bukan yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas. Orang-orang yang banyak menghabiskan harinya hanya duduk seharian di mesjid sambil berdzikir tanpa menghiraukan dunia luar dan dia sabar pasif melakukan hal tersebut bukanlah termasuk orang-orang yang sabar yang akan mempusakai bumi ini. Orang-orang tersebut tidak akan pernah bisa menguasai iptek dan banyak ilmu-ilmu eksak dan sosial lainnya. Orang-orang tersebut tidak akan bisa membangun peradaban manusia. Jelas mereka tidak akan mempusakai bumi Allah ini.

Akan tetapi, apakah orang-orang yang melaksanakan tugas secara sabar tersebut - yaitu gigih, konsisten, dan aktif – akan mewarisi bumi Allah kalau tidak melaksanakan amanah Allah? Jelas juga tidak. Orang-orang penantang Allah dan RasulNya, walaupun mereka gigih, konsisten dan bekerja keras sudah pasti tidak akan mewarisi bumi Allah. Mereka meletakkan dunia sebagai tujuan hidupnya yang harus didapat semaksimal mungkin, sedangkan orang-orang yang sabar di jalan Allah menggunakan dunia ini sebagai alat untuk meraih surga dan keridhaanNya. Kedua golongan ini sama-sama bekerja keras, konsisten dan aktif tetapi dengan tujuan yang berbeda sehingga hasilnya juga akan berbeda.

Selanjut di [3.142] di atas, orang yang akan mewarisi surga adalah orang yang berjihad dan bersabar. Kalau orang yang mewarisi surga sudah pasti dia juga mewarisi bumi. Disini Allah menggandengkan kata sabar dengan jihad. Sama dengan sabar, kata jihad jangan diartikan hanya sebagai kata berperang melawan musuh Islam, tetapi diartikan lebih luas yaitu berjihad berperang melawan diri sendiri. Berperang melawan kemalasan, kesombongan, keegoan, dan sifat-sifat tidak baik lainnya, dalam diri sendiri. Jihad terbesar kata Rasul. Jadi orang-orang yang dijanjikan Allah surga adalah orang yang benar-benar berjihad dan bersabar, yaitu orang-orang yang berhasil berperang melawan dorongan nafsu setan dalam dirinya sendiri kemudian secara gigih dan konsisten melaksanakannya. Itulah orang-orang yang masuk surga, tentu juga orang-orang yang mewarisi bumi Allah ini.

Di ayat [2.249 – 250], pengertian sabar secara aktif akan lebih tepat untuk ditafsirkan dari pada sabar pasif, demikian juga dengan [11.115]. Hampir sebagian besar makna sabar dalam Al Quran adalah sabar secara aktif. Artinya semua ini adalah kita disuruh oleh Allah untuk berjuang secara sungguh-sungguh dan konsisten melaksanakannya.

Nah, kembali ke ayat [2.45] di atas bahwa : "...Mintalah tolong kepada Allah melalui sabar dan shalat..." Kenapa Allah mendahulukan sabar karena memang pertolongan tersebut akan datang, kalau kita secara sungguh-sungguh, konsisten dan dengan semangat yang berkobar melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sedangkan shalat disini adalah cara untuk menyampaikan permintaan atau upaya kita tersebut untuk sampai ke Allah. Seperti kita ketahui bahwa shalat itu adalah mi’rajnya orang mukmin kata Rasulullah SAW, maka sang Jiwa tersebut setiap shalat akan mengadukan persoalannnya kepada Allah dan meminta apa yang diinginkannya di luar shalat. Shalat adalah suatu perjalanan menuju Allah. Jadi kesimpulannya adalah mintalah pertolongan Allah melalui kerja keras secara bersungguh-sungguh, konsisten, dengan semangat berkobar dan selanjutnya sampaikan permintaan atau bawalah permintaan itu kepada Allah dengan cara shalat.

Demikian dan salam

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...