Friday, May 18, 2012

Mengendalikan Hawa Nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu baik itu berupa kebaikan atau keburukan. Setiap ayat Al Qur’an yg menyebutkan tentang hawa nafsu selalu dalam bentuk pencelaan di samping mengingatkan agar kita tidak mengikuti dan cenderung kepadanya. Demikian halnya degan hadis nabawi jika berbicara mengenai hawa nafsu senantiasa mengatakannya sebagai hal yg tercela. Kecuali pada sebagian hadis misalnya sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam "Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sehingga hawa nafsunya tunduk terhadap apa yg aku bawa." Hawa nafsu adalah sesembahan selain Allah yg paling buruk. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda "Di kolong langit ini tidak ada tuhan yg disembah yg lebih besar dalam pandangan Allah selain dari hawa nafsu yg dituruti." kerena hawa nafsu mengubah banyak jiwa manusia dari baik jadi buruk dari adil jadi zhalim dari tauhid jadi syirik dari lurus jadi bengkok dan dari sunnah jadi bid’ah.

Oleh sebab itu para ahli bid’ah disebut degan hamba hawa nafsu. "Maka pernahkah kamu melihat orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yg akan memberinya petunjuk sesudah Allah. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?". "Terangkanlah kepadaku tentang orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadikan pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tak lain hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat jalannya.” Dalam Al Qur’an terkadang Allah Ta’ala mengumpamakan para ahli bid’ah dan yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dgn anjing keledai atau degan binatang ternak. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zhalim ”.

Allah memerintahkan melalui kitab dan lisan RasulNya agar kita menentukan hukum di antara manusia dgn adil. Di samping memperingatkan kita agar tidak mengikuti hawa nafsu dengan cenderung kepada salah seorang yg berselisih secara tidak benar. "Wahai orang-orang yg beriman jadilah kamu orang yg benar-benar penegak keadilan menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karen ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yg kamu kerjakan." Allah memberitahukan bahwa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan seseorang dari jalanNya. "Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu maka ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." Kemudian Allah menjelaskan kesudahan orang yang tersesat dari jalanNya dengan firmanNya: "Sesungguhnya orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan."

Dalam kitab yg sama Ibnul Qayyim berkata “Sesungguhnya hawa nafsu itu adalah suatu larangan yg dengannya sekeliling neraka Jahannam dikitari. Maka barang siapa terjerumus ke dalam hawa nafsu maka ia terjerumus kedalam api Jahannam. Disebutkan dalam Shahihain bahwanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda "Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yg dibenci dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat." Dalam sebuah hadits marfu’ dari Abu Hurairah diriwayatkan "Ketika Allah menciptakan surga Ia mengutus Jibril ke sana". Allah berfirman "Lihatlah ke sana dan lihatlah apa-apa yg Aku sediakan untuk para penghuninya."

"Sesungguhnya melawan hawa nafsu bagi seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di badan hati dan lisannya." Sebagian salaf berkata, "Orang yg bisa mengalahkan nafsunya lebih kuat dari pada orang yg menaklukkan sebuah kota dengan seorang diri." Dalam hadits shahih disebutkan "Tidaklah orang yang kuat itu yang menang dalam bergulat tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai hawa nafsunya ketika ia marah. Selalu ingat kepada Allah dalam setiap langkah untuk menjauhkan hawa nafsu.

Setiap hawa nafsu yang timbul baik ataupun buruk, syaitan akan memasukkan godaan dalam keinginan tersebut. Untuk keinginan yang jelek sudah tentu setan langsung memasukkan godaannya. Sedangkan untuk keinginan yang baik setan pun bisa turut membelokkan keinginan tersebut, misalnya ada orang yang niat beramal, setanpun berbisik-bisik, "coba kamu beramal nanti akan dikagumi orang, apalagi kalau waktu memberi dipublikasikan." Kalau orangnya mengikuti bisikan setan tersebut, maka amalnya menjadi riya bukan karena Allah semata, padahal setiap amal itu seharusnya niyatnya karena Allah semata (6:162) sehingga tidak boleh riya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu, bapak, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat & tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.

Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...