Wednesday, June 27, 2012

Konsep kehilangan dan Pertahanan diri

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
(Konsep kehilangan)

Oleh :


Bagiyo Nugroho,S.Kep
Definisi
   Kehilangan adalah penarikan sesuatu dan atau seseorang yang berharga / bernilai , baik sebagai pemisahan yang nyata maupun yang diantisipasi.

Jenis-jenis Kehilangan :

    1. ACTUAL LOSS
   Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan  bahwa hal tsb merupakan suatu bentuk kehilangan.misal : kehilangan pekerjaan.

    2. PERCEIVED LOSS
   Dirasakan seseorang, tetapi tidak sama dirasakan  orang lain. Misal : kehilangan masa muda

    3. PHICHICAL LOSS
   Kehilangan secara fisik. misal : seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah tangan atau kaki harus diamputasi.

    4. PSYKHOLOGIS LOSS
   Kehilangan secara psykologis. Misal : orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa tidak percaya diri.gambaran dirinya terganggu.

    5. ANTICIPATORY LOSS
   Kehilangan yang bisa dicegah. Misal : orang yang menderita penyakit ‘ terminal’.

PARKES ( 1986 ) dan PARKES ET AL ( 1991 ),membatasi 4 tahap dari reaksi berduka karena kematian seseorang yang dicintai :


    1. Mati Rasa Dan Mengingkari.

    Orang yang baru saja mengalami kehilangan akan merasa tidak nyata,penghentian waktu,segera setelah kematian orang yang penting dalam kehidupan mereka.

Perasaan ini digambarkan sebagai ‘mati rasa ‘.Ada kecenderungan untuk mengingkari kejadian dan keyakinan bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk . Hal ini

berlangsung beberapa hari sampai berminggu-minggu.

    
    2. Kerinduan atau Pining.

    Fase ini ditandai dengan adanya kebutuhan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.Hal ini dinyatakan dalam mimpi orang yang

kehilangan,dan orang seringkali mengatakan melihat orang yang sudah meninggal dalam keramaian.

    3. Putus Asa dan Depresi.

Jika orang yang kehilangan akhirnya menyadari kenyataan tentang kematian ,ada perasaan putus asa yangbhebat dan kadang terjadi depresi. Periode ini adalah

saat individu mengalami disorganisasi dalam batas tertentu dan merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan tugas yang dimasa lalu dilakukan dengan sedikit

kesulitan.


    4. Penyembuhan dan Reorganisasi.

    Pada titik tertentu kebanyakan individu yang kehilangan menyadari bahwa hidup mereka harus berlanjut dan mereka harus mencari makna baru dari keberadaan

mereka.



TERIMAKASIH…………


KONSEP DASAR keperawatan
 (Pertahanan diri)


Oleh:
BAGIYO NUGROHO,S.Kep
1.pendahuluan
    Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri

baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Sigmund Freud: "Such defense mechanisms are put into

operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable impulses may reemerge." (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)

    Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang

mengalami pergulatan yang dahsyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud,

tetapi beberapa yang lain merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.

1. Represi

   Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, tekanan, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang

menimbulkan kecemasan.

misalnya:
Individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan. Individu akan

membuang memori tentang hal tidak menyenangkan dari otaknya.
Berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar  dan mengingat-inget kejadian yang menyesakkan dada.
Lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk.
2.Supresi

    Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap

terjaga (mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum).
3.Fiksasi

    Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga

membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya.

  contoh : Individu yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu pertahan diri dengan fiksasi.Pada remaja dimana terjadi perubahan yang

drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.
4.Regresi

    Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila

individu yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Misalnya anak yang baru memperoleh

adik,akan memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya.
5.Menarik Diri

    Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun.

Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.

6.Mengelak

    Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka

mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

7.Denial (Menyangkal Kenyataan)

    Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya

mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri
8.Fantasi

    Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-

peristiwa yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan frustrasi.

9.Rasionalisasi

    Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau

menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah

baik, atau yang baik adalah yang buruk.

10.Intelektualisasi

    Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan

dengan cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan

dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional.

11.Proyeksi

    Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa

yang dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima

kenyataan akan keburukan dirinya sendiri.

Terimakasih.........





Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...