Wednesday, May 16, 2012

TheWealth of Poor Man

Ramchand and Premchand were neighbours. Ramchand was a poor farmer. Premchand was a landlord.

Ramchand used to be very relaxed and happy. He never bothered to close the doors and windows of his house at night. He had deep sound sleeps. Although he had no money he was peaceful.

Premchand used to be very tense always. He was very keen to close the doors and windows of his house at night. He could not sleep well. He was always bothered that someone might break open his safes and steal away his money. He envied the peaceful Ramchand.

One day, Premchand call Ramchand and gave him a boxful of cash saying, "Look my dear friend. I am blessed with plenty of wealth. I find you in poverty. So, take this cash and live in prosperity."

Ramchand was overwhelmingly happy. He was joyful throughout the day. Night came. Ramchand went to bed as usual. But, today, he could not sleep. He went and closed the doors and windows. He still could not sleep. He began to keep on looking at the box of cash. The whole night he was disturbed.

As soon as day broke, Ramchand took the box of cash to Premchand. He gave away the box to Premchand saying, "Dear Friend, I am poor. But, your money took away peace from me. Please bear with me and take back your money."
ce


Kekayaan Orang Miskin

Harun dan Basuki adalah tetangga dekat. Namun, kondisi mereka berbanding terbalik. Harun petani yang miskin, sedangkan Basuki seorang tuan tanah.

Meski miskin, hidup Harun terasa sangat tenang dan dia merasa bahagia. Dia tak pernah perlu repot-repot menutup pintu dan jendela rumahnya di malam hari. Setiap malam pula dia tertidur dengan nyenyaknya. Tanpa uang, Harun merasa damai.

Sementara itu, Basuki selalu saja merasa gusar. Setiap malam dia selalu menutup pintu dan jendela rumahnya. Dia tak bisa tidur dengan tenang. Dia selalu gelisah dan khawatir kalau-kalau ada orang yang menjebol peti besinya dan mencuri semua uang simpanannya. Dia merasa iri akan hidup Harun yang damai.

Suatu hari, Basuki memanggil Harun dan memberikannya sekotak uang tunai sembari berkata. "Dengarlah temanku yang terhormat. Aku sudah diberkahi begitu banyak harta, dan aku melihat keadaanmu yang miskin. Karena itu, ambillah uang ini dan semoga hidupmu membaik."

Harun begitu bahagia. Sepanjang hari itu, hatinya gembira. Malam pun tiba. Harun pergi tidur seperti biasanya. Tetapi hari ini, dia tidak bisa tidur. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan menutup pintu serta jendela. Meski begitu, dia tetap tidak bisa tertidur dengan lelap. Dia mulai mengawasi kotak uangnya. Sepanjang malam itu, dia merasa gelisah.

Begitu fajar menyingsing, Harun mengembalikan kotak uang itu kepada Basuki. Saat menyerahkan kotak itu, Harun berkata, "Temanku yang terhormat, aku memang miskin. Tapi, uangmu ini membawa pergi kedamaian dari hidupku. Tolong mengertilah aku dan terimalah kembali uangmu ini."

Pesan dalam cerita ini:

Sungguh kasihan manusia yang sifatnya seperti tuan tanah dan petani dalam cerita ilustrasi di atas. Keterikatan dengan harta membuat mereka setiap hari menderita, tidak bisa tidur pulas, dan selalu cemas karena takut kehilangan harta. Bukannya bahagia dengan harta, tapi mereka justru menderita karena sibuk menjaganya!

Namun, apakah kebahagiaan hanya bisa didapat dengan cara hidup seperti si petani tersebut, yakni dengan cara apa adanya dan tanpa harus berusaha dan bekerja keras? Sudah pasti tidak! Kita berhak menjadi sukses. Maka, untuk itu, kita pun dituntut untuk bekerja keras guna mewujudkan kehidupan sukses yang kita inginkan.

Dan alangkah baiknya jika kita memiliki cara pandang yang benar pada harta dan materi. Salah satu caranya yaitu dengan mau menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain. Sebab, dengan mau berbagi, kita sebenarnya sudah menjadi "tuan" bagi harta kita sendiri. Selain itu, menikmati kesuksesan dengan cara berbagi pada sesama pasti akan membuat hidup kita akan jauh lebih berarti.

 

Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...