Wednesday, April 11, 2012

What You Believe Is What You Get

4 April 2008

Korek api

ada sebuah cerita tentang kotak korek api…

alkisah ada dua orang anak dan seorang bijak, katakanlah si badu dan budi, berdebat tentang gambar yang tertera di kotak korek api, dari sisi yang satu si badu melihat gambar kepala orang, sedangkan si budi melihat gambar burung merak di sisi lainnya. keduanya berdebat…

badu: “budi, gambar yang ada di kotak korek api itu adalah gambar kepala orang!”
budi: “tidak! kamu salah! gambar di kotak korek api itu adalah gambar burung merak!”
badu: “aku yang benar! kamu salah!”
budi: “bukan aku yang salah! kamu yang salah!”
keduanya berdebat tanpa ada habisnya hingga hampir beradu jotos, datanglah seorang bijak mengatakan “kalian berdua benar tiada yang salah! badu, lihatlah dari sisi budi, kamu akan mendapatkan kebenaran yang dilihat budi, hei budi, lihatlah dari sisi badu, kamu akan mendapatkan kebenaran yang dilihat badu“. keduanya terdiam, dan merenungkan dalam-dalam apa yang dikatakan seorang bijak itu.

Mengutip salah satu hadits qudsi yang sangat masyhur ”Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku. Aku bersamanya setiap kali ia mengingat-Ku. Jika ia mendekati-Ku dalam jarak sejengkal, maka Aku mendekatinya dalam jarak satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku dalam jarak satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya dalam jarak satu depa. Apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari-lari kecil.” (HR Bukhari) (hlm 50), dapatlah kita simpulkan bahwa apa yang kita yakini kebenarannya, itulah yang kita dapatkan! atau bahasa kerennya What You Believe Is What You Get (WYBIWYG)!

saudara, dalam konteks kisah tersebut, tidak ada orang yang salah pandangannya, karena keduanya menyatakan kebenaran. keduanya benar relatif terhadap apa yang dilihatnya. Namun badu dan budi belumlah menjadi bijak dan belum dapat melihat sesuatu secara menyeluruh dan mengambil kesimpulan yang lebih (relatif) benar.

saudara marilah kita merenung, bahwa kebenaran mutlak (absolut) hanyalah milik ALLAH, Tuhan yang maha benar. sedangkan kebenaran yang dipandang benar oleh manusia adalah suatu relatifitas. “itulah mengapa Einsten menyatakan sebuah teori relatifitas, bukan absolutisme karena dia mengetahui ada kebenaran yang lebih tinggi” itulah yang saya dengar dari salah seorang Guru Besar Kedokteran UI kepada saya dan kawan-kawan di sela-sela acara semiloka INS Kayutanam di Hotel Grand Cempaka pada tanggal 9 Februari 2008.

seorang kiayi pernah berkata kepada saya “akal manusia itu nisbi, hari ini akan mengatakan ‘A’, esok hari (setelah mendapatkan informasi yang lebih baru dan lebih (relatif) benar, akan mengatakan ‘B’ (untuk masalah yang sama)”. saudara, marilah kita senantiasa mengagungkan Tuhan kita Yang Maha Benar, Allah SWT yang mempunyai kerajaan langit dan bumi sehingga kita menjadi seorang yang bijak dan dapat melihat kebenaran lebih (relatif) benar. Marilah kita terus menerus mendekatkan diri kita pada Allah, pemilik kebenaran yang paling hakiki. Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua. Amiin!

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...